Adang Rukmana
Adang Rukmana
" Tidak ada"

Pengembangan Pertanian. Kegagalan yang ia temukan di Jakarta dan Bandung memaksanya pulang ke desa Curup dan Nanjungan di Kab. Lahat yang dikenal memiliki tanah yang subur. Ia pun berhasil memanfaatkan tanah yang terlantar (rawa) dengan mengembangkan sistem pertanian terpadu. Berbagai jenis tanaman ditanami pada tanah-tanah yang dulunya rawa tidak produktif, termasuk pembukaan sawah, tambak ikan, ternak itik. Dari 30 ha sawah miliknya, Adeng mampu memanen 20 ton gabah sekali panen. Dari tambaknya dapat dipanen 1,5 ton ikan sekali panen. Cara-cara yang diterapkannya kemudian diikuti oleh warga lainnya termasuk perantau-perantau dari Jawa. Tentu saja memberi manfaat bagi peningkatan pencaharian penduduk.