Asep Hidayat Mustopa
Asep Hidayat Mustopa
" Menanam Hanjeli Membangun Sukabumi"

Asep Hidayat Mustopa, pria kelahiran Sukabumi 1 Desember 1987, populer dengan sebutan Asep Hanjeli karena kiprahnya melestarikan hanjeli (Coix lacyma–jobi L.). Mantan pekerja migran yang memiliki latarbelakang pendidikan sebagai pendidik multitalenta dibidang seni kaligrafi. Hatinya tergerak melihat hamparan hanjeli di kampung halamannya semakin jarang ditemukan, serta keprihatinan pada perempuan di desanya yang menggali butiran emas bahkan berjibaku dengan resiko nyawa hilang saat menggali. Di tahun 2013, Asep mulai merintis kegiatan PIRUS-Pipir Imah Diurus (memanfaatkan pekarangan rumah) untuk ditanami hanjeli serta tanaman kebutuhan sehari-hari. Meski awalnya menghadapi penolakan, namun setelah dibuktikan dengan panen perdana hanjeli yang ditanam Asep, kepercayaan warga tumbuh dimana 151 warga bersedia bergabung menanam, mengolah hanjeli menjadi produk kekinian yang diminati pasar. Perlahan Asep juga merintis pengembangan desanya menjadi Desa Wisata yang akhirnya dikenal menjadi Desa Wisata Hanjeli. Pemerintah Kabupaten Sukabumi tak ragu lagi dengan apa yang dilakukan Asep. Aksinya telah diadopsi menjadi program pemerintah yang mendukung diversifikasi pangan serta program ketahanan iklim. Rintisan budidaya hanjeli terus berkembang pengolahannya menjadi produk obat, sabun, kerajinan, dan produk-produk kue kering yang sudah memasuki e-commerce dengan omset sekitar Rp 30 juta per bulan. Dari kegiatan wisata hanjeli juga sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar 200 juta per tahun. Tumbuhnya rasa percaya diri ibu-ibu baik sebagai pemandu wisata, petani hanjeli, di kalangan anak muda penggalian bahan lokal menjadi kerajinan terfasilitasi dengan baik dengan adanya Rumah Kreasi. Ada juga Sedekah Kabisa yang mewadahi berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pengembangan kapasitas masyarakat. Dari sisi lingkungan hamparan hanjeli di Waluran Mandiri turut membantu meminimalisir erosi tanah dan longsor, mengurangi lahan yang diabaikan, juga mengatasi dampak perubahan_iklim dalam ketahanan pangan karena hanjeli mudah ditanam dan tahan terhadap perubahan cuaca, serta menghasilkan alternatif pangan pengganti beras. Sebagai pendidik, Asep turut menyebarluaskan hanjeli kepada peserta didik di MTs tempat beliau mengajar, upayanya mendapat perhatian dari Kementerian Agama dengan dianugerahkannya Penghargaan Guru Pemberdaya Lingkungan. Keberhasilan Desa Wisata Hanjeli turut mendukung Kecamatan Waluran menjadi satu-satunya kecamatan di Sukabumi bagian dari Kawasan Geopark Ciltetuh-Pelabuhan Ratu yang ditetapkan oleh UNESCO Global Geopark tahun 2018 dan diperbaharui lagi pada akhir April 2023.