Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eng
Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eng
" Menyehatkan Lahan Tandus, Melalui Teknologi Biosoidam MA-11"

Nugroho Widiasmadi lahir di Semarang, 22 November 1966, sebagai putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Much. Sahid dan Ibu Sri Muryati. Jenjang pendidikan sarjananya ditempuh di Fakultas Teknik Hidro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, kemudian melanjutkan pada Water Resources Diploma and Master Engineering di Roorkee University of India, melakukan riset disertasi di Shinjuku, Jepang dan menyelesaikan program Doktor Dinamika Fluida di Universitas Tarumanegara Jakarta. Ayah dua anak ini aktif sebagai dosen di Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ketua Yayasan Anugrah Nusa Bangsa (ANSA) yang bergerak dalam bidang pendidikan, riset pangan, energi dan lingkungan, dan founder Gerakan Total Organik Indonesia. Diprakarsai oleh pertanyaan sederhana, bagaimana agar petani tidak bergantung pada pupuk dan pestisida kimiawi yang berdampak pada kerusakan tanah dan ekosistem, Nugroho terdorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mengatasi krisis regenerasi petani, sekaligus memulihkan dampak degradasi lingkungan. Nugroho menemukan potensi mikroorganisme agresif yang berinang pada tanaman alfaafa (Medicago sativa) dan mengupayakan tanaman subtropis itu agar dapat hidup dan berkembang di Indonesia. Selain tanamannya yang memiliki protein tinggi, bakteri yang bersimbiosis pada akarnya pun dimanfaatkan sebagai perombak material organik. Melalui riset terintegrasi, Nugroho menciptakan Teknologi Biosoildam MA-11 yang mampu mengkonservasi tanah dan air untuk daya dukung lahan pertanian. Teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pada setiap kondisi lahan termasuk lahan ekstrem seperti lahan bekas tambang, lahan tandus, ataupun lahan jenuh pupuk dan pestisida kimia. Teknologi ini telah banyak ditiru masyarakat karena murah, cepat, dan terukur. Melalui teknologi Biosoildam MA-11 ciptaannya, Nugroho telah membina 750 kelompok tani di berbagai lokasi di seluruh Indonesia dengan total luas lahan 25.000 ha, 250 gabungan kelompok tani dengan lahan seluas 15.000 ha, 25 CBD perusahaan tambang seluas 1.750 ha, 32 NGO yang bergerak pada bidang pangan, energi, dan lingkungan, menerapkan 55 unit dan operator mini laboratorium produksi MA-11, 23 unit dan operator IoT Digital Smart Farming, 255 unit tractor RC-GPS dan operator, dan 125 unit sprayer drone dan operator. Inovasi Nugroho mampu merubah pola pikir para pelaku sektor rill dalam ketergantungannya terhadap pupuk kimia, memperbaiki dengan cepat lahan-lahan bekas tambang, sehingga lahan tersebut menjadi sehat. Petani mampu memperbaiki tanah keras dan mati akibat jenuh pupuk dan pestisida kimia menjadi tanah yang lebih sehat dengan indikasi karena kandungan oksigen, unsur makro dan mikro organik serta keberadaan organisme tanah yang melimpah. Beberapa penghargaan telah diraihnya, antara lain sebagai Dosen Berprestasi Tingkat Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah (2006), Finalis Dosen Berprestasi Tingkat Nasional tahun (2007), Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan Tingkat Kota Semarang (2018), Penghargaan Kalpataru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Peringkat I Kategori Pembina Lingkungan (2020).