KTH Kofarwis, Biak Numfor
KTH Kofarwis, Biak Numfor
" Tidak ada"

Kelompok Tani Hutan KOFARWIS adalah lembaga yang dibentuk Pada Tahun 1993 atas dasar Inisiatif dari ketua kelompok Bp. Isak Warnares dan Anggota yang pada waktu itu terlibat dalam kegiatan yang dilakukan LSM dan Pemerintah. Kelompok ini melakukan kegiatan konservasi dan pemanfaatan secara lestari di Kampung Rimbajaya (Adibay). Kawasan ini ini di tahun 1950an pada masa pemerintahan dari Netherland Nieuw – Guinea dijadikan pusat kegiatan kehutanan dengan menanam Damar (Agathis Labilardieri) seluas 2000 ha, termasuk beberapa kampung yang berada di Biak Timur. Kawasannya masih lebat dan kaya keanekaragaman_hayati. Kemudia di tahu 1999, kawasan hutan di Kampung Rimba Jaya dikelolah menjadi Kawasan “Ekowisata Agathis”. Dengan pendampingan LSM, maka KTH Kofarwis melakukan beberapa kegiatan yang mendorong untuk upaya pelestarian berupa program Penanaman Pohon Agathis di lahan-lahan baru milik kelompok ± seluas 10 Ha. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan partisipatif kepada kelompok untuk tetap menjaga kondisi hutan di Kampunr Rimbajawa, mengingat tingginya keanekaragaman_hayati yang ada di Kampung Rimbajaya selain tanaman Agathis, ada juga jenis pohon-pohon yaitu : Pohon Merbau (Intsia Bijuga), Kayu Nyatoh (Moref) (Palaqium Sp), Pohon Melinjo (Gnetum gnemon) Pohon Jati (Tectona grandis), Bintanggur (Callophylum inophyllum), cempedak, Rotan (Calamus rotang), Pohon Sner (Manilcara Sp), pohon kayu susu (Alstonia scholaris), Pohon Cempaka (Michelia champaca) beberapa jenis bambu -bambuan, palem , Pohon sagu (Metroxylon Sp)yang cukup luas ±200 Ha dan bermacam jenis Anggrek antara lain : Anggrek Hitam/kribo, anggrek macan, Anggrek kelinci (dendrobium antennatum) dll anggrek yang tumbuh di pohon dan di tanah. Selain itu terdapat beberapa Satwa yang merupakan Endemik antara lain Burung : Kakatua rawa (Cacatua sanguinea), Mambruk (Goura Victoria), Cenderawasih (Cicinnurus magnificus) , Nuri Kelapa/ Nuri Merah Biak (Eos Cyanogenia), Nuri Pelangi (Trichoglossus Haematodus), Nuri Blorok (Trichoglossus ornatus), Nuri Kepala Hitam (Lorius lorry), Nuri Hitam (Chalpositta atra), Nuri Bayan (Eclectus roratus), Kakatua Jambu Kuning ( Cacatua Sulphurea). Jenis tikus tanah dan Ayam hutan (Gallus Sp), Kuskus Pohon (Ailurops melanotis), udang kali (Macrobracsium lanchesteri) dan belut (Monopterus sp). Namun akibat terjadinya penebangan liar dikawasan tersebut sehingga, saat itu LSM Yayasan Rumsram tidak dapat melanjutkan kegiatan Ekowisata yang direncanakan karena telah terjadi Perusakan Hutan Agathis (Agathis Labiardieri) dengan penebangan untuk penjualan Kayu dan Getah Damar. Akan tetapi, meski tidak lagi didampingi tetap melakukan konservasi . Masyarakat melakukan upaya sendiri tahun 2003 – 2010 memfokuskan menanam pada lahan masing-masing adalah tanamaman hortikultura jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Di lahan yang yang di tanami kayu putih sempat di tanami jenis tanaman buah Jeruk tetapi setelah panen 5 kali, Jeruk sudah tidak menghasilkan buah, akhirnya lahan tersebut di bersihkan. Melakukan Penanaman jenis Kayu Sengon, Jati, Nyatoh, sagu, Rambutan, durian, cengkeh, cempedak serta jenis tanaman Hortikultura lainnya. Jati di tanam pada tahun 2016 seluas 3 Ha dan tanaman Agroforestry lainnya sekitar 50 ha yang di tanaman pada tahun yang berbeda. Setelah adanya pendampingan KTH Kofarwis oleh KPHL Biak Numfor, lahan mereka yang di bersihkan di manfaatkan untuk menanam Pohon Kayu Putih sehingga diharapkan tetap terjaga Konservasi tanah dan Air, mengingat Kampung Rimba jaya sampai saat ini merupakan Daerah Cadangan Air yang mensuply air untuk Kabupaten Biak Numfor. Terdapat beberapa Sungai berukuran besar dan Kecil yang memiliki mata Air deras yang masih ada di Kampung Rimba Jaya/Kampung Adibay